INISIASI 1
Kepemimpinan Dalam Manajemen
Sebagaimana kita ketahui bahwa organisasi selalu berada dalam pengaruh perubahan. Perubahan tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Faktor-faktor perubahan tersebut sudah barang tentu perlu disikapi oleh organisasi. Pada umumnya, organisasi memiliki cara sendiri-sendiri dalam menyikapi perubahan. Perbedaan cara tersebut karena adanya perbedaan sumber daya dan skill organisasi.
Dalam organisasi setiap orang memiliki peran yang spesifik dan sudah terencana. Perbedaan peranan ini terjadi karena adanya pembagian kerja. Untuk menyatukan perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab tersebut orang-orang diikat oleh tujuan organisasi. Agar tujuan organisasi dapat dicapai secara bersama-sama maka diperlukan kepemimpinan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan, maka kegiatan-kegiatan organisasi perlu dikoordinasikan oleh pemimpin. Pemimpin dan individu lain perlu melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan sumber daya, dan pengawasan. Fungsi- fungsi tersebut sering disebut sebagai fungsi manajemen. Dengan demikian, manajemen mensyaratkan adanya tujuan, penggunaan orang-orang, bimbingan dan pengawasan. Untuk melaksanakannya, peran pembimbing sangat penting. Orang yang bertugas membimbing untuk mencapai tujuan disebut pemimpin. Dalam organisasi, fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dilaksanakan oleh pemimpin
Dengan demikian, terlihat bahwa kepemimpinan mutlak diperlukan oleh organisasi. Kepemimpinan sangat diperlukan untuk mengintegrasikan visi dan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya visi organisasi maka pemimpin memiliki tugas untuk menterjemahkan visi ke dalam strategi dan tindakan seluruh komponen organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Di samping itu, pemimpin harus mampu membangun budaya kerja yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mengembangkan kapasitasnya untuk memberdayakan seluruh komponen organisasi sehingga tugas pemimpin adalah mendorong segenap komponen organisasi untuk mencapai tujuan, bukan membatasinya. Tugas memberdayakan akan menempatkan pemimpin sebagai motor penggerak organisasi. Seorang pemimpin akan selalu berhubungan dengan rekan sekerja, pemerintah, masyarakat dan siapa saja yang berhubungan dengan organisasi yang dipimpinnya. Di samping itu, pemimpin juga akan menemukan bahwa tidak semua orang yang berhubungan dengannya berperilaku seperti yang diharapkan. Seorang pemimpin dituntut mampu berhadapan dengan situasi tersebut, tidak boleh memaksakan pendapat, memaksakan kehendak, dan merasa paling tahu. Pemimpin harus mampu mencari tahu apa kemauan mereka. Di sinilah pentingnya seorang pemimpin memiliki rasa sensitif secara sosial dan fleksibel dalam bertindak.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa untuk menjadi pemimpin diperlukan usaha yang sangat cerdas, lalu apa makna pemimpin itu?
Ada empat hal yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu :
a. pemimpin adalah orang yang memiliki pengikut;
b. pemimpin adalah orang yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang benar;
c. pemimpin adalah orang yang memberi teladan;
d. pemimpin adalah orang yang berani memikul tanggung jawab.
INISIASI 2
Kepemimpinan Visioner
Pada inisiasi sebelumnya telah disinggung mengenai salah satu tugas pemimpin yaitu mengintegrasikan visi. Apakah karena melaksanakan tugas seperti itu seorang pemimpin dikatakan sebagai pemimpin visioner?
Mengapa pemimpin yang visioner itu penting dan menentukan hidup matinya organisasi. Ada dua hal yang dapat menjelaskan pertanyaan tersebut, yaitu:
a. adanya perubahan lingkungan yang cenderung sulit diramalkan. Kesulitan meramalkan menyebabkan rencana strategis organisasi sering tidak cocok lagi dengan lingkungan yang selalu berubah.
b. Rencana strategis organisasi akhirnya digantikan oleh visi organisasi yang fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan
Agar organisasi dapat hidup di tengah-tengah perubahan besar tersebut, maka organisasi harus dipimpin oleh orang yang memiliki jangkauan jauh ke depan dan memiliki keberanian untuk mewujudkan impiannya. Pemimpin di masa depan dituntut untuk terampil dalam :
- mendorong setiap anggota organisasi untuk mengidentifikasi masalah dan kemudian memecahkannya;
- memaksimalkan energi dengan cara keluar dari situasi status quo dan tidak terlalu bersikap kompromistis, menghasilkan keputusan yang berkualitas, mencapai target hasil yang optimal dengan teknik dan metode yang baru;
- mengolah data dan informasi dengan cepat;
- menyajikan informasi yang benar dan mudah dicerna;
- mahir dalam berkomunikasi;
- mengajak anggota organisasi untuk berpikir dan bertindak menurut agenda kegiatan mereka;
- mengolah,melatih, dan menggunakan intuisi untuk mengambil keputusan.
Dengan demikian, kepemimpinan visioner memiliki karakteristik :
a. memiliki kredibilitas dan dapat dipercaya, pimpinan dihormati dan dipercaya pengikutnya.
b. integritas, harus jujur dan dapat dipercaya
c. kompeten, memiliki keterampilan dan keahlian teknis, dan menjalin komunikasi
d. konsisten, memiliki ketaatan kepada visi dan misi organisasi
e. loyal, setia dan patuh kepada visi dan misi organisasi
f. terbuka, tidak tertutup terhadap masukan dari luar dirinya.
INISIASI 3
Peran Pemimpin Visioner
Apa sajakah peran yang harus dilakukan oleh pemimpin visioner? Ada lima peran yang perlu dilakukan oleh pemimpin visioner. Kelima peran tersebut adalah
1. peran merumuskan visi
2. peran menjalin hubungan
3. peran mengendalikan
4. peran melakukan dorongan
5. peran sebagai pemberi informasi
Pemimpin berfungsi untuk merumuskan visi. Tugas ini tidak harus dilakukan sendiri oleh pemimpin. Pemimpin dapat membentuk tim untuk membantunya merumuskan visi organisasi yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Visi dapat memuat sasaran kuantitatif seperti target yang dinyatakan dengan prosentase atau dapat dinyatakan dengan tahun pencapaian dan dapat pula hanya menggambarkan kondisi pada masa depan yang akan dicapai. Visi yang baik mencakup tiga tujuan utama, yaitu
a. dapat menjadi petunjuk umum tentang arah perubahan;
b. mampu memotivasi orang untuk bertindak melalui arah yang benar dan
c. dapat membantu orang yang berbeda dalam melakukan koordinasi dengan cara yang lebih cepat dan efisien
Rumusan visi hendaknya mampu menarik dan menggoda seluruh anggota organisasi untuk mencapainya. Untuk itu, visi perlu disertai dengan rencana aksi. Rencana aksi ini diawali dengan perumusan tujuan. Langkah selanjutnya adalah melakukan motivasi . Visi yang sudah dirumuskan perlu diterjemahkan ke dalam tujuan yang terukur, misalnya visi tentang kualitas pelayanan. Visi ini perlu diterjemahkan ke dalam tujuan yang terukur. Ukuran kualitas pelayanan, misalnya kecepatan dalam memberikan pelayanan, keramahan dalam memberikan pelayanan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan. Ukuran lain misalnya waktu. Pada tahun pertama target yang akan dicapai adalah misalnya penyediaan ruang kelas. Pada tahun kedua, kelengkapan peralatan ruang kelas, dst. Dengan adanya ukuran, maka evaluasi dan monitoring rencana pencapaian visi menjadi lebih terarah dan terukur. langkah selanjutnya adalah memotivasi bawahan. Memotivasi adalah tindakan yang dilakukan pemimpin untuk memberikan energi dan menumbuhkan keinginan bawahan untuk melakukan sesuatu.
Tugas menjalin hubungan dapat dilakukan melalui empat peranan yaitu membangun tim kerja, struktur personel, membangun jaringan dan perwakilan. Sementara itu, fungsi mengendalikan dapat dilakukan dengan mendefinisikan masalah atau jalan keluar, pembuatan keputusan, mendelegasikan, deskripsi kerja, dan mengelola konflik.
Apa yang harus dilakukan pemimpin visioner dalam melaksanakan peran sebagai pemberi dorongan?
Untuk melancarkan tugas-tugas organisasi, pemimpin perlu menetapkan sistem penggajian dan insentif. Sistem penggajian dan insentif yang baik dan adil adalah sistem yang mampu mendorong orang untuk bekerja lebih keras. Sistem yang adil adalah sistem yang mampu memberikan imbalan lebih kepada orang yang bekerja lebih keras (merit system). Imbalan dapat diberikan dalam bentuk materi maupun non materi. Imbalan materi misalnya gaji sedangkan imbalan non materi dapat berupa penghargaan dan pujian. peran memberikan dorongan ini dapat dilakukan dengan memberikan pengakuan, ganjaran, dan dorongan.
Apa yang harus dilakukan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan peran sebagai pemberi informasi?
Peran penting pemimpin sebagai pemberi informasi dilakukan dengan membangun dan memelihara jaringan informasi yang mampu menjadi saluran komunikasi internal dan eksternal organisasi. Peranan ini dilakukan dengan jalan mendesain jaringan komunikasi, memonitor dan menginformasikan, dan melakukan fungsi konsultasi dan mentoring.
Inisiasi 4
Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam organisasi memfokuskan diri pada tujuan, misi dan desain organisasi. Seorang pemimpin dan juga para pengikutnya perlu memahami tujuan dan misi dari didirikannya organisasi. Ketika dipercaya sebagai pemimpin, ia perlu mengklarifikasi mandat, surat tugas yang diberikan kepadanya. Ia perlu mendefinisikan secara operasional apa tugas dan fungsinya dalam organisasi. Kemudian mempelajari siapa anggota organisasi, filsafat, tujuan, misi dan visi, budaya organisasi dan menjabarkan semua norma dalam rencana kegiatan operasional organisasi. Pemimpin dalam organisasi perlu mempelajari disain organisasi untuk memastikan apakah struktur organisasi mencerminkan tujuan dan misi organisasi. Jika para pemimpin dituntut seperti itu, marilah kita simak fungsi-fungsi kepemimpinan secara terinci.
Perbedaan utama antara pemimpin dan manajer, antara lain pemimpin selalu mempunyai visi. Visi adalah apa yang diimpikan, keadaan masyarakat yang dicita-citakan, apa yang ingin dicapai oleh pemimpin dan pengikutnya di masa yang akan datang. Visilah yang akan membawa pemimpin dan pengikut ke arah tertentu di masa mendatang dan yang memotivasi serta memberikan enerji untuk bergerak melakukan perubahan. Dalam dunia bisnis, visi sering disebut sebagai tujuan sosioekonomi dari perusahaan. Visi merupakan tujuan yang ingin dicapai, tetapi tidak semua tujuan dapat disebut visi. Suatu tujuan dapat disebut visi jika memenuhi persyaratan tertentu, yaitu visi merupakan abstraksi keadaan yang dicita-citakan, visi relatif tetap berada di benak pemimpin dan pengikut untuk waktu yang panjang, visi umumnya dilukiskan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat filosofis, visi memberikan aspirasi dan motivasi kepada pemimpin dan pengikutnya. Mungkin Anda bertanya bagaimana cara pemimpin menciptakan visinya?
Para pemimpin menciptakan visi dengan berbagai cara. Para Nabi dan Rasul memperoleh visinya dari Wayu Illahi. Mereka menjabarkan dan menjelaskannya kemudian mempengaruhi umat untuk merealisir wahyu tersebut. Sejumlah pemimpin menciptakan visinya melalui penelitian sejarah perkembangan masyarakat dan berdialog dengan para pengikutnya. Dalam dunia bisnis, pemimpin bisnis menciptakan atau mengembangkan visinya dengan proses yang dikembangkan oleh ilmu manajemen strategik. Prosesnya adalah melakukan analisis SWOT terhadap lingkungan internal dan eksternal dari sistem bisnis, dari analisis SWOT kemudian ditentukan posisi perusahaannya terhadap lingkungan usaha, setelah itu mendefinisikan kemungkinan peluang usaha dan mendefinisikan visi perusahaan.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa untuk merealisir visi, para pengikut dan pemimpin harus berpikir, bersikap dan berperilaku tertentu dalam melaksanakan tugasnya. Dengan berperilaku tertentu yang sesuai dengan visi, maka kemungkinan visi dapat terealisir lebih tinggi. Agar para pengikut berpikir, bersikap dan berperilaku sesuai dengan visi, pemimpin menetapkan pedoman perilaku dalam bentuk norma-norma. Pemimpin mengumpulkan nilai-nilai yang ada di masyarakat atau mengembangkan nilai-nilai baru. Nilai-nilai ini kemudian dipergunakan oleh pemimpin untuk memotivasi dan menggerakkan para pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kondisi pemimpin harus mengembangkan norma baru, pemimpin harus melakukan regenerasi nilai-nilai dengan menemukan elemen-elemen nilai yang masih hidup dan menyesuaikannya dengan perkembangan realitas masyarakat. Di samping itu, pemimpin mengembangkan norma baru karena norma yang ada tidak sesuai dengan visi pemimpin dan rasa keadilan masyarakat, misalnya reformasi di Indonesia yang terjadi sejak Mei 1998 merupakan contoh asumsi ini.
Setiap pemimpin memimpin suatu sistem sosial yang beranggotakan para pengikut yang perilaku dan sikapnya terpengaruh oleh pengaruh pemimpin, para pengikut yang bersikap netral terhadap kepemimpinan pemimpin maupun pengikut yang menolak kepemimpinan pemimpin. Mereka kemungkinan akan membentuk kelompok sosial yang mungkin saja memiliki tujuan, latar belakang budaya, pendidikan dan kelas sosial yang berbeda. Keadaan ini berpotensi untuk menimbulkan konflik. Jika terjadi konflik dan berkembang menjadi konflik destruktif, konflik tersebut mengganggu proses kepemimpinan karena konflik mempersulit pimpinan menciptakan sinerji, memperlemah daya tahan dan kompetitif organisasi, dan mengalihkan penggunaan sumber-sumber organisasi menjadi sumber untuk memperkuat kekuasaan pihak yang berkonflik . Konflik dalam batas tertentu memang bermanfaat untuk menciptakan sesuatu yang baru. Akan tetapi konflik menjadi tidak bermanfaat dan menghabiskan energi organisasi jika berkembang menjadi konflik destruktif. Di sinilah tugas pemimpin untuk memanajemen konflik agar konflik berkembang ke arah konflik konstruktif. dari sini kemudian mempersatukan para pengikutnya agar mampu menciptakan sinerji positif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar